Kitab Kuning adalah simbol tradisi intelektual Islam pesantren. Ia menjadi wahana penyebaran ajaran islam yang dirumuskan para Ulama Salafus Sholeh, kepada para pelajar masa kini. Adalah keniscayaan dan keistimewaan tersendiri bagi seorang santri bisa membaca teks kitab turast. Hampir bisa dikatakan tabu yang miris jika santri tidak mampu memahami kandungan yang tertera dalam kitab turast, karena didalamnya terangkup sumber pengetahuan islam yang merupakan suatu bidan disiplin ilmu yang harus dimiliki oleh seorang santri.

Namun –bagi sebagian kalangan– jangankan untuk memahami, hanya sekedar membacapun sudah ogah, lantaran teksnya yang tidak memiliki harakat sebagaimana Al Quran. Untuk bisa membaca kitab kuning berikut arti harfiah kalimat per kalimat agar bisa dipahami secara menyeluruh, dibutuhkan kecapakan dalam berbagai ilmu gramatikal arab; Nahwu dan Sorof.

Maka dari itu Al-Miftah Lil Ulum Sidogiri hadir sebagai solusi membendung kejumutan berpikir yang berdensi membuat jurang pemisah antara kalangan pelajar dari sumber aslinya (baca. kitab kuning). Padahal untuk menguasai teknik membaca kitab yang dikenal denngan sebutan kitab gundul ini tidaklah sesulit apa yang dibayangkan. Melain bisa sangat mudah mempelajarinya dengan metode “Cara Mudah Belajar Kitab Kuning ala Al Miftah Lil Ulum” ini asalkan dengan kesungguhan dan ketelatenan.

Al Miftah Lil Ulum merupakan sebuah perpaduan dari berbagai macam ilmu gramatika arab yang dipadukan menjadi metode yang mudah pratis, dan menyenangkan sangat cocok diajarkan kepada anak-anak. Dilengkapi dengan lagu-lagu dan nadham Alfiyah Ibnu Malik yang kemas secara kreatif, mudah dihafal dan diaplikasikan secara langsung.


Kontributor Foto : Nur Halis
Kontributor Berita : Nur Halis