Pendidikan Islam, adalah usaha sadar manusia sebagai ciptaan Allah untuk merealisasikan tujuan penciptaan-Nya. Diawali ketika dahulu Nabi Adam ‘alaihissalam diciptakan Allah dan diajarkan Ilmu (berupa nama-nama benda). Tujuan pengajaran tersebut adalah sebagai bekal kepada Nabi Adam dan sebagai pembuktian bahwa Allah Ta’ala yang Maha Mengetahui hakikat penciptaan setiap mahluknya. Para malaikatpun yang semula memiliki pertanyaan tentang penciptaan manusia tersebut, bersujud kepada Adam sebagai bentuk penghormatan atas perintah Allah Ta’ala.

Pendidikan Islam telah didefenisikan dengan baik oleh para ulama, praktisi Pendidikan maupun para pemerhati Pendidikan. Adapun defenisi yang kami pilih dari berbagai penafsiran tersebut adalah :

Proses manusia menuju kesempurnaan (Sebagai Abdullah & Khalifatullah) yang diridhai oleh Allah Ta’ala (mardhotillah)

Ketika Allah menciptakan manusia, maka mereka memiliki 2 tujuan utama, yakni sebagai Abdullah (Hamba Allah) dan Khalifatullah fil Ardh (Wakil Allah mengurusi Bumi). Tujuan itu, tentu harus diamanahkan kepada manusia yang terbaik, yang sholeh dan berilmu. Disinilah peranan Pendidikan Islam. Setiap anak yang lahir kedunia, tentu layaknya kertas putih. Orang tua sebagai fungsional utama dan pertamalah yang mengajarkan mereka ilmu, yakni ketauhidan kepada Allah dan ilmu-ilmu lainnya yang mereka miliki sebagai bekal anak-anak tersebut sebagai Abdullah dan Khalifatullah fil Ardh Ketika dewasa. Fungsional kedua adalah Masyarakat dan Masjid, disini anak-anak tersebut memperoleh Pendidikan yang seharusnya linear dengan orang tua. Sebagaimana dahulu anak-anak dididik melalui berbagai Halqoh oleh para ulama di teras-teras maupun di dalam Masjid. Fungsional ketiga adalah sekolah, sebagaimana dahulu di Madinah di dirikan berbagai Kuttab-kuttab sebagai mediasi pembelajaran anak-anak di Madinah, yang didik langsung oleh Rasulullah dan para sahabat ridwanullah ‘ajmain.

Ulul Ilmi Cendekia (UIC) mengambil peran dalam fungsional ketiga tersebut. Menjadi wadah pencetak generasi islam unggul, yang disiapkan dengan berbagai bekal kurikulum, SDM terbaik, Manajemen Unggul, untuk menghasilkan Output dan Outcome peserta didik sesuai tujuan penciptaan mereka (sebagai Abdullah dan Khalifatullah). Dari tujuan penciptaan tersebut digagaslah berbagai komponen strategis untuk mencapainya. Tentu, Pendidikan adalah sebuah proses! Didalamnya akan terdapat dinamisasi pada ranah strategis, dan tetap bertahan dalam ranah fundamental!

Ulul Ilmi Cendekia (UIC) mengadopsi bahwa Pendidikan adalah sebuah kebutuhan dan kewajiban. Maka Lembaga Pendidikan ini benar-benar memberikan sebuah Solusi kepada para siswa dan orang tua siswa dengan bekal Pendidikan terbaik. Mempersiapkan mereka dengan bekal akidah yang lurus, pemahaman islam yang baik dan benar, serta berbagai kompetensi terapan di jenjang Pendidikan yang lebih tinggi. Sebagaimana Namanya Ulul Ilmi adalah kaum yang memiliki pengetahuan mendalam tentang ilmu agama, termasuk ulama, cendekiawan, dan guru yang memiliki pemahaman yang baik tentang Al-Qur'an, Hadis, dan hukum-hukum Islam. Wujudnya adalah masyarakat pembelajar (learning society) dan Generasi Polymath yang terbentuk didalam dirinya Pemikiran Islam, Perasaan Islam dan Peraturan Islam.

Ulul Ilmi Cendekia (UIC) memahami bahwa Pendidikan Islam adalah proses mencontoh teladan terbaik, yakni Madrasah Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam. Yang didalam proses mencontoh tersebut, ada 4 komponen terpenting yakni ;

"Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata," (QS. Al Jumuah : 2)

Dari dalil berikut terdapat 4 komponen dalam Madrasah Rasulullah, yakni 1. Pengajarnya (Pendidiknya), 2. Proses Pembelajarannya, 3. Bahan Ajarnya dan 4. Tujuan Pembelajarannya. Para pengajaranya haruslah yang terbaik, sebagai anak-anak di Madinah dididik langsung oleh Nabi dan para sahabat, Proses pembelajarannya harus dilakukan secara terus menerus, berlangsung lama, sehingga anak-anak menjadi faqih dalam memahami ilmu. Bahan ajarnya haruslah yang terbaik, sebagai Nabi dan Para Sahabat menggunakan Al-Qur’an dan Hikmah (As-Sunnah) sebagai bahan ajarnya. Serta tujuan pembelajarannya haruslah benar, untuk menghasilkan manusia yang sempurna (insan kamil) memiliki karakter Abdullah dan Khalifatullah.

Islam juga tidak membatasi Pendidikan hanya akidah dan syariah saja, namun aspek ilmu-ilmu terapan, sebab generasi Islam adalah Generasi Polymath! Mereka ahli dalam agama, namun juga ahli dalam urusan dunia, sebagai para tokoh ulama sekaligus ilmuwan islam semisal, Imam Abu Hanifah, Imam As-Syafii, Imam Malik bin Anas, Imam Ahmad bin Hambal, Imam Ghazali, Ibnu sina, Abbas Qasim Ibnu Firnas, Al Khawarizmi, dan banyak lainnya. Maka generasi islam hari ini juga harus dibekali dengan ilmu-ilmu terapan tersebut, dengan basis akidah dan pemahaman syariah. Demikianlah Ulul Ilmi Cendekia, menjadi representasi Solusi tersebut dalam Pendidikan yang kami gagas saat ini. Dengan izin Allah Ta’ala mudah-mudahan kehadiran Pendidikan Islam yang digagas oleh Ulul Ilmi Cendekia ini, menjadi Solusi bagi bapak ibu dan generasi kaum muslimin.

 

Akhukum

Direktur Pendidikan Ulul Ilmi Cendekia

Abdullah Efendi, S.Pd., M.Pd.